Selasa, 13 Desember 2011

Adab-Adab Muridin Thoriqot

Muqoddimah

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Alhamdulillah......atas hidayahNya aku bisa menyusun kembali risalah ini yang akan menguraikan dan menjelaskan mengenai adab-adab bagi para murid thoriqot.

 Aku beri nama risalah ini “Adab-adab muridin Thoriqot"” semoga Allah memberi manfaat pada risalah ini dan pada yang membacanya serta mengamalkannya.

Dan semoga Allah senantiasa menambahkan ilmu serta faham agama padaku sampai akhir nanti.

Sejuta maaf aku pinta,
seribu ampun aku rindu
dan seranai koreksi aku nanti,

bila ada susunan atau kalimat yang salah. Sebab kesalahan dan kekurangan mutlak milik aku pribadi, sedangkan kebenaran dan kesempurnaan adalah hak Allah semata.


Inilah risalah perjalanan yang aku kehendaki untuk menyampaikan adab-adab ahli thoriqot dan tashowwuf pada segenap muridku, serta siapa saja yang menghendaki perjalanan ini.

Ketahuilah, adab-adab ini sangat penting bagi tujuan para murid dalam memasuki lapangan thoriqot dan shufi.

Sekian lama aku mengikuti perjalanan thoriqot, selama itu pula aku mengamati sekian banyak murid thoriqot, tapi diantara mereka banyak yang tidak mengindahkan mengenai adab-adabnya, Sehingga timbul kekhawatiran dalam hatiku, mereka tidak akan sampai pada maqom thoriqot. Artinya, sia-sialah perjalanan yang dilakukan, hanya kelelahan saja yang didapat. Sedangkan kenikmatan yang tersedia di maqom thoriqot tidak dapat mereka rasakan.

Sering aku menyaksikan para murid tiada beradab pada guru, apalagi pada sesama ikhwan. Jika demikian, bagaimana mereka akan punya adab pula terhadap Rosulullah dan Allah.

Berangkat dari fenomena inilah aku berkehendak menyampaikan dan mengajarkan kembali adab-adab ini pada murid-muridku dan ikhwan-ikhwanku yang lain, semoga Allah meridhoiku.

Untuk mempermudah murid-muridku mempelajarinya, maka aku pilah adab-adab ini menjadi lima bagian. Pertama, adab kepada Allah, kedua adab kepada Rasulullah, ketiga adab kepada guru, keempat adab kepada diri sendiri, kelima adab kepada ikhwan.

    1. ADAB KEPADA ALLAH

-  Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya (musyrik).

-  Melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya (taqwa).

-  Muroqobah atau mengintai rohmat Allah.

- Tawajjuh atau memandang hati kepada Allah dengan segala kesadaran dan keikhlasan, serta menumbuhkan rasa takut dan kerendahan diri. Merasakan bahwasanya kamu melihat Allah, bila kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihat kamu. Inilah yang dimaksud dengan ikhsan.

    2. ADAB KEPADA RASULULLAH

- Mengagungkannya.

- Mengikuti sunnahnya.

- Membaca shalawat padanya.

3. ADAB KEPADA GURU

- Menghormatinya.

- Mematuhinya lahir dan bathin, tidak akan berhasil maksud dan tujuanmu dalam perjalananmu, kecuali dengan pertolongannya. Apabila kalian sungguh-sungguh mematuhi guru, maka akan sampailah kalian pada derajat yang sempurna dalam mengabdi kepada Allah Ta’ala.

- Jangan salah sangka pada guru, sekalipun yang diperbuat guru lahiriahnya itu perbuatan haram. Tapi, berbaik sangkalah kepada guru bahwa yang diperbuatnya itu di atas syari’at dari Allah. Dan janganlah kalian membandingkan atau menyamakan diri kalian dengan guru, sebab terkadang lahir suatu perbuatan tercela pada dlohirnya tapi terpuji pada bathinnya.

 Oleh karena itu wajib pada kalian menyerahkan padanya tanpa menyangkal, sebab sangkalan itu adalah penyakit yang sangat berbahaya. Berkata seorang ulama ‘arif billah, “Barang siapa yang berkata kenapa guru berbuat seperti itu? Maka murid itu tidak akan mendapatkan kebahagiaan selamanya.” Kalian harus membuang pililhan kalian (ikhtiar), tapi mengikuti pilihan guru, baik dalam ibadah maupun dalam adat kebiasaan.

Bahkan, serahkanlah segala urusan kalian pada guru, sebab telah berkata sebagian ulama ‘arif billah, bahwa terdapat permulaan FANA pada Allah Ta’ala.

- Hendaklah kalian duduk turuk, ketika berhadapan dengan guru.

- Hendaklah kalian segera melaksanakan perintah guru tanpa menunda-nunda, jangan diam atau berhenti sebelum selesai perintahnya tersebut.

- Jangan ngobrol di depan guru, bila guru bertanya pada kalian, janganlah kalian berpaling sedikitpun, jangan pula kalian memperdebatkan apa yang dipinta guru atau yang diperintahkannya, sebab itu akan menghilangkan kehormatan kalian pada guru dan merendahkan kehormatan guru sendiri. Sebaik-baiknya adab murid pada guru adalah “DIAM” dan mematikan diri atau mematung hingga guru mulai bicara atau melakukan suatu amal.

Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya seorang murid tidak akan sampai pada derajat yang mulia dan tinggi, melainkan berguru pada guru yang mursyid, dan berkumpul dengan guru serta mengambil BAI’AT darinya satu persatu. Dan memperhatikan atau mengambil tauladan dari guru, serta senantiasa menetapkan adab     sopan santun pada guru, juga tetap mengkhodami atau melayani guru. Maka barang siapa diantara kalian mengambil bai’at dari guru, tapi tidak menghormati gurunya, maka terhijablah kalian daripada mendapatkan kemuliaan, faidah dan berkah.

Sayyidit Thoifatus Shufiyyah Syekh Abil Qosim Junaidi Al Baghdadi berkata : “Barang siapa yang terhalang hatinya untuk menghormati gurunya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya dengan dibenci oleh sekalian hamba Allah.” Kami memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan daripada perkara         seperti itu.

 Dan berkata pula sebagian ulama ‘arif billah, “Sesungguhnya terhalangnya murid-murid thoriqot untuk sampai pada derajat  kemuliaan dan ma’rifat adalah disebabkan mengabaikan petunjuk-petunjuk dari guru. Dan mereka tidak mengikuti contoh dari guru, dan mereka masuk thoriqot dengan hawa nafsu, maka jauhlah atau lamalah perjalanan mereka, atau mereka mati ditengah-tengah perjalanan thoriqot, sedangkan mereka tidak mendapatkan hasil apapun. Berkata pula sebagian ulama ‘arif billah, “barang siapa yang berkumpul dengan guru tapi tidak beradab dengan guru, maka Allah mencabut nur keimanannya.

 Berkata lagi ulama ‘arif billah, “Bahwa dasar atau pokok adab terhadap guru adalah mencintai guru. Barang siapa yang tidak sungguh-sungguh mencintai gurunya, maka dia tidak akan berbahagia dalam thoriqotnya.” Adapun syarat cinta kepada guru ialah menutup kedua telinga dari mendengarkan omongan orang lain yang menghina gurunya, dan tidak akan memutuskan rasa cintanya pada guru walaupun dipaksa oleh orang lain. Jika sang murid tidak punya makanan atau minuman, dia tidak akan minta pada orang lain, dikarenakan dia memandangkan hatinya pada guru, niscaya dia akan menjadi kenyang.

 Syekh ‘Abdul Wahab As Sya’roni dalam kitabnya Qowa’idul Shufiyah ; “Aku mendengar Sayyidina ‘Ali Al Khowas berkata... Sebaik-baiknya mencintai guru itu adalah apa yang didapati kalian darinya di hatimu dari cinta kasih, sangat rindu dan cinta yang tak terbatas, sehingga guru mencegah kalian untuk tidur dan menikmati rasa makanan yang lezat-lezat atau seperti apa yang dikatakan guru. Dan setengah adab murid kepada guru adalah...... Janganlah kalian membuat suatu masalah yang menjadikan guru marah, sebab kemarahan guru adalah kemarahan Allah juga.

 Apabila guru ridlo pada kalian, maka Allah pun akan ridlo pada     kalian. Sesungguhnya guru yang mursyid itu tidak akan menyuruh murid-muridnya melainkan atas perintah Allah Ta’ala. Barang siapa diantara kalian menolak perintah guru, itu artinya kalian menolak perintah Allah maka terhijablah hati kalian dan jatuh kalian kedalam kemurkaan Allah Ta’ala.

 Alangkah celakanya seorang murid yang tidak mencintai gurunya, juga tidak dicintai oleh gurunya. Oleh karena itu, kemarahan guru lebih berat daripada kemarahan seorang bapak. Tiada siksa bagi si murid yang tidak mencintai gurunya, kecuali akhir kehidupan yang tiada kebaikan (Su-ul Khotimah)

4. ADAB PADA DIRI SENDIRI

- Menanamkan sifat-sifat baik dan sempurna dari sifat-sifat Allah.

-  Menjauhkan sifat keji dan tercela.

-  Jangan merendahkan pangkat dan derajat diri sendiri.

-  Menepati janji.

-  Jujur.

-  Menghormati yang lebih tua.

-  Menghargai yang lebih muda.

- Menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela atau omongan yang sia-sia bila tidak mampu mencegahnya.

- Senantiasa memperhatikan keadaan diri sendiri, dengan tekad bahwa Allah yang maha besar selalu memperhatikan segala gerak-gerik kalian. Jika kalian sadar akan hal itu, maka akan tetap ingatan hati kalian pada Allah, baik ketika duduk, berdiri, berjalan, ketika sendirian dan berkumpul dengan orang banyak.

-  Jauhilah teman-teman yang jahat.

-  Berkumpullah dengan teman-teman yang baik.

Sesungguhnya berteman dengan orang-orang jahat akan terkena imbas kejahatan, sedangkan berkumpul dengan orang-orang baik akan mewarisi kebaikan.

 Pergaulan di dalam majelis orang-orang sholeh itu laksana tembaga dilebur menjadi emas. Tinggalkanlah oleh kalian hal-hal yang melampaui batas dari makanan, minuman, pakaian, dan atau ibadah sekalipun. Karena melampaui batas itu akan membuat hati menjadi keras dan melemahkan badan dalam berbakti pada Allah. Dan membuat telinga menjadi tuli dari mendengar nasehat, serta membuat mata menjadi buta dari melihat kebaikan dan kebesaran Allah.

- Janganlah pula kalian berlebihan dalam mencintai dunia, namun pandanglah keindahan derajat akhirat, sebab sayang Allah tidak akan masuk kedalam hati kalian yang diliputi kecintaan pada dunia yang berlebihan.

- Paksalah diri kalian untuk berjalan menuju akhirat, karena kesengsaraan dunia tidak ada apa-apanya dibanding dengan kesengsaraan akhirat.

5. ADAB PADA IKHWAN

-  Bergaul dengan baik sesama ikhwan.

-  Ngobrol yang sopan dan lemah lembut.
  
 -  Rendah diri baik pada yang tua maupun yang muda.

-  Jangan berkata takabbur di depan mereka.

-  Jangan ujub atas mereka.

- Tanamkan rasa kasih sayang pada mereka dengan akhlak mulia.

-  Jangan saling mencela apalagi bertengkar dengan mereka.

-  Awalilah pertemuan kalian dengan mengucap salam.

-  Lemparkan senyum gembira bila bertemu dengan siapapun.

- Janganlah kalian menganggap bodoh atau menyakiti orang lain, baik dengan perbuatan maupun ucapan.

-  Memaafkan mereka yang bersalah.

-  Cintailah mereka dengan segala bentuk rasa cinta.

- Janganlah menjanjikan sesuatu pada mereka bila tidak bisa menepati.

- Hormatilah perkataan mereka, dengarkan baik-baik, jangan potong pembicaraan mereka bila belum selesai.

- Lapangkan dada dan luaskan tempat bagi mereka, dan duduklah di hadapan mereka dengan baik, diam dan tenang.

- Jangan menguap dan jangan meludah di depan mereka, gunakanlah sapu tangan bila kalian mau meludah.

-  Janganlah kalian bertumpang kaki di hadapan yang lebih tua.

 Wahai segenap muridku, bacalah, pelajarilah, dan fahamilah     adab-adab yang telah aku uraikan dan aku sampaikan ini. Kemudian amalkanlah sebatas kemampuan kalian, bila kalian ingin mencapai maqom thoriqot dan mencapai hakikat  kebahagiaan, janganlah kalian mengingkarinya jika kalian tidak ingin celaka.

 Inilah bukti rasa cinta dan kebijaksanaanku pada murid-muridku, sedikitpun aku tidak ridlo bila ada murud-muridku yang balelo, sebab aku tidak ridlo bila murid-muridku celaka.

    “ Demi dzat yang tiada umpama bagiNya yang di tanganNya segala gerak-gerikku serta keluar masuk nafasku, aku akan selalu memperhatikan kalian, dan aku akan selalu memohon padaNya untuk melimpahkan keselamatan dan kebahagiaan pada kalian dunia dan akhirat. “
    Akhirnya salam sejahtera senantiasa aku sanjungkan pada  junjungan ‘alam Baginda Rosulullah SAW, dan keluarganya serta sahabatnya pun pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga aku dan murid-muridku tetap menjadi pengikutnya yang setia. Amin.